Cari Blog Ini

Kamis, 11 Agustus 2011

kedatangan railbus

 Railbus buatan PT Industri Kereta Api (INKA) Madiun, Jatim, tiba di Stasiun Solo Balapan, Jateng, Kamis (17/2/2011) sekitar pukul 21.30 WIB. Saat melaju dari Madiun, kereta yang akan menghubungkan Solo-Wonogiri ini berkecepatan 100 km per jam.

"Sebenarnya kereta ringan ini bisa mencapai kecepatan 120 km per jam, namun karena rel dan jalur kereta api kurang memadai maka kami hanya memaksimalkan 100 km per jam," ucap Humas PT. INKA, Fathor Rasyid, sesaat setelah tiba bersama Railbus di  Solo Balapan,  Kamis (17/2/2011) malam.

Selain itu, mengingat di setiap stasiun mereka harus berhenti dan bergantian dengan kereta api lain, maka pihak produsen kereta api ini tidak memaksakan kereta mencapai kecepatan maksimum.

Railbus dengan sistem komputerisasi ini rencananya akan diperkenalkan kepada masyarakat Solo saat Kirab Budaya Hari Jadike-266  Kota Sol,  Minggu (20/2/2011) besok.

"Kereta ini sudah siap untuk dilaunchingkan namun dibutuhkan perbaikan demi fasilitas yang lebih baik sekaligus menanti jalur rel Railbus yang menghubungkan Solo ke Wonogiri," jelas Fathor Rasyid.

Railbus baru dibuat satu set, terdiri atas empat bagian, dua bagian gerbong penumpang, dan dua lokomotif yang menjadi satu dengan gerbong penumpang. Satu set kereta api cepat ini dapat menampung 160 orang berdiri dan duduk.

"Jika masyarakat antusias memakai kereta ini tentu saja kami sebagai produsen siap untuk memproduksinya lagi bagi Pemkot Solo," ujar Fathor Rasyid.

Jumat, 01 Juli 2011

KRL Jabodetabek Anak Tiri Pemerintah

KRL Jabodetabek Anak Tiri PemerintahPASAR MINGGU (Pos Kota) – Pelayanan kereta api (KA) Jabodetabek mengenaskan. Kondisi ini disebabkan 
pemerintah dan DPR memperlakukan angkutan massal yang digunakan ratusan ribu warga tiap harinya itu seperti anak tiri bahkan lebih radikal lagi sebagai musuh.
“Pemerintah dan DPR seperti membunuh pelan-pelan pelayanan KA Jabodetabek. Akibatnya, pelayanan kepada warga menjadi luar biasa parah. Sering terlambat, sering mogok, dan mengangkut manusia seperti ikan dendeng,” cetus pengamat kebijakan publik dan konsumen Agus Pambagio kepada Pos Kota, Selasa.
Dia menuturkan kondisi itu muncul karena kereta tersebut harus membeli listrik dengan tarif industri dan solar industri. Begitu juga sukucadang dibeli dengan harga pasar. Pada sisi lain, tarifnya begitu rendah dan subsidi dari pemerintah sangat kecil. Subsidi dalam kerangka passanger service obligation (PSO) merupakan hasil kesepakatan pemerintah dan DPR.
“Makanya saya sampaikan ke Ketua Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) Kuntoro Mangkusubroto, yang memang ditugaskan mengkoordinasi pembenahan lalu lintas di Jakarta, mendingan bunuh langsung aja tuh KA Jabodetabek,” ujar Agus.
Bila pelayanan KA Jabodetabek ingin diperbaiki, dia menyatakan seharusnya kasih subsidi sehingga tidak mengalami kerugian. “Subsidinya bisa dana langsung dari selisih tarif dan biaya, lalu pemberian fasilitas pembelian listrik dan solar subsidi, lalu pembangunan infrastrukturnya dari rel sampai gerbongnya dibikin modern,” tegasnya.
REVITALISASI
Hal senada dikemukakan Ketua Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ), Azas Tigor Nainggolan. Dia mengatakan untuk perbaikan layanan, sejak jauh hari pihaknya telah mengusulkan adanya revitalisasi kereta api Jabodetabek.
Revitalisasi itu di antaranya dengan melibatkan Pemprov DKI untuk mengelola moda angkutan darat tersebut. “Kami telah usulkan ke Gubernur DKI, Fauzi Bowo. Dan beliau setuju untuk melakukan pengembangan terhadap angkutan massal ini,” ujar Azas.
Secara terpisah, Darmaningtyas, pakar transportasi, mengutarakan KA Jabodetabek dilanda minimnya ketersediaan armada, serta ketiadaan kepastian jadwal kedatangan dan keberangkatan kereta di satu stasiun.
400.000 PENUMPANG
Humas PT Kereta Commuter Jabotabek (KCJ) mengutarakan setiap harinya ada 400.000 penumpang yang menggunakan jasa KRL Jabotabek dilayani 386 gerbong. “Jumlah penumpang itu berdasarkan data penjualan tiket. Kalau digabung dengan penumpang gelap ya bisa sekitar 500.000 orang setiap hari,” jelasnya.
Dari jumlah tersebut 60 persen penumpang dari Bogor, 15 persen Tangerang dan 25 persen Bekasi. “Satu rangkaian ada delapan gerbong mengangkut seribu duaratus penumpang sekali berangkat,” ujar Makmur.
Sedangkan dari 386 gerbong, hanya 100 gerbong untuk KRL ekonomi (non AC) dan umumnya di kereta tersebut banyak penumpang gelap dan kerap berada di atas kereta api dan tempat yang bukan peruntukan penumpang.
Keterbatasan armada dan volume angkut kereta menyebabkan sebagian penumpang memilih naik di atap gerbong atau lokomotif. Membahayakan memang tapi itulah cara yang mesti ditempuh agar cepat terangkut.
Untuk itulah, Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan bekerja sama dengan pengadilan, kejaksaan, polisi dan PT Kereta Api Indonesia merazia penumpang duduk di atas gerbong, Selasa (10/5) pagi.
Razia yang dipusatkan di Stasiun KA Pasar Minggu ini berhasil menjaring 47 orang. Mereka yang terjaring umumnya berada di atas gerbong. Mereka langsung dipaksa turun untuk mengikuti sidang di tempat yang dilakukan di aula Stasiun KA Pasar Minggu dengan hakim tunggal dari Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Hakim Singit Lesier menghukum denda masing-masing kepada penumpang tersebut sebesar Rp21 ribu. “Jika tidak sanggup bayar, harus jalani tahanan selama tiga hari,” katanya.. 

CC205


Lokomotif CC205 adalah lokomotif terbaru PT Kereta Api (Persero) buatan General MotorsKanada. Lokomotif CC205 adalah lokomotifterberat di Indonesia yaitu 108 ton. Lokomotif ini diperkirakan akan tiba di Indonesia tepatnya di Provinsi Lampung akhir bulan September2011, karena lokomotif ini hanya di khususkan untuk menarik rangkaian kereta pengangkut batubara (Babaranjang) di Divre III Sumatera Selatan.
EMD GT38LCU : - G : Seneral Purpose - T : Turbocharger -38 : mesin EMD 710 - 8 silinder -L : Lightweight -C : 6 gandar - U : motor traksi universal (untuk gauge 1000 mm hingga 1676 mm)
CC205
CC205
Sumber tenaga
Diesel elektrik
Perusahaan pembuatGeneral Motors Diesel - Electro Motive Diesel (EMD)
ModelGT38AC
Spesifikasi
KonfigurasiCC 01-06 205
Susunan roda AARC-C
Klasifikasi UICCo'Co'
Lebar trak1.067 mm
BogieFabricated bogie (welded construction)
Panjang17.678 mm
Berat lokomotif108 ton
Jenis bahan bakarDiesel
Kapasitas pendingin662 liters
Konsumsi bahan bakar3800 liters
Penggerak utamaGM-EMD 8 -710 G3A
Jenis mesinMotor diesel Serie 8 -710 G3A
AlternatorTA 12/CA9
Motor traksi6 buah, tipe A 2916-8
Jumlah silinder8
Kecepatan maksimum80 km/jam
Keluaran daya2300 HP




Sabtu, 07 Mei 2011

Kereta api Feeder Wonogiri


Kereta api Bengawan Wonogiri sering disebut “kereta Feeder Wonogiri”. Kereta feeder (pengumpan) adalah satu-satunya pemakai jalur antara Stasiun Purwosari hingga Stasiun Wonogiri. Setiap harinya kereta ini hanya membawa 1 atau 2 gerbong, karena jumlah penumpangyang sangat minim. Jalur kereta api Solo-Wonogiri melintasi jalan protokol Jl. Slamet Riyadi, Solo. Karena itu menjadi keunikan tersendiri karena berjalan berdampingan dengan kendaraan lainnya. Setiap hari kereta ini melayani penumpang yang berangkat dari Stasiun Purwosari. Jam keberangkatan kereta ini tidak tetap karena harus menunggu kereta api Senja Bengawan dari Jakarta. Biasanya kereta feeder berangkat dari Stasiun Purwosari antara pukul 08.00-09.30. Laju kecepatan kereta ini juga dibatasi.
Ketika berada di dalam kota antara Stasiun Purwosari sampai Stasiun Solo Kota batas maksimum adalah 20 km/jam. Ketika sudah keluar dari Stasiun Solo Kota kecepatan mulai dinaikkan, tetapi kecepatan kereta ini tidak bisa diharapkan sampai 60 km/jam karena rel yang digunakan bukan rel jenis 40 (yang digunakan di jalur Jakarta-Surabaya). Kereta feeder ini sering terlibat kecelakaan. Banyak penyebab kecelakaan ini karena kurangnya disiplin lalu lintas. Banyak kendaraan yang meremehkan kereta ini yang berakhir dengan tabrakan. Padatahun 2006 terjadi 2 kali kecelakaan kereta. Pertama terjadi di dekat Solo Grand Mall. Sebuah mobil ingin mendahului kereta ini yang sedang berjalan, kemudian yang kedua di dekat Polwil Surakarta. Kereta Feeder berhenti di Stasiun PurwosariStasiun Solo-KotaStasiun Sukoharjo, Stasiun Pasar Nguter-Sukoharjo, dan Stasiun Wonogiri.

Sejarah :

Pada mulanya kereta ini sempat eksis ketika melayani rute dari Stasiun Purwosari hingga Baturetno. Namun jalur rel kereta api dari Wonogiri hingga Baturetno dibongkar karena jalur tersebut digunakan untuk pembangunan Waduk Gajah Mungkur. Hingga sekarang kereta ini hanya melayani hingga Wonogiri. Awal tahun 2007, Pemerintah Kota Solo menggagas pengoperasian kereta berbahan bakar uap sebagai angkutan wisata dalam kota. Jalur ini masih terhubung dengan Jalur rel kereta api Jakarta-Surabaya yang juga melintasi Stasiun Purwosari. Bila kita naik kereta api seperti Prambanan Ekspres tujuan Jogja-Solo, ketika berangkat dari Stasiun Purwosari menuju Stasiun Solo Balapan, di sebelah kanan akan terlihat jalur rel yang menuju Wonogiri.
Sempat dalam perjalanan waktu, jalur kereta ini mendapat keluhan dari pengguna jalan yang merasa kurang nyaman dengan keberadaan jalur kereta api dalam kota. Ketidaknyamanan pengguna jalan diantaranya ketika melintas di perlintasan "rel bengkong" (Rel membelok ke kanan) ketika musim hujan banyak pengguna sepeda motor ketika melintas tidak mematuhi cara atau aturan yang ada sehingga terpeleset ketika melintasi rel. Korban dari rel membelok ke kanan ini sudah tidak bisa dihitung lagi. Beberapa kali ada pihak-pihak yang ingin mengupayakan agar rel dalam kota yang ini ditutup. Namun dengan adanya penolakan keberadaan kereta dalam kota ini semakin membuat jalur kereta dalam kota Solo ini semakin eksis. Keberadaan rel kereta api yang melintas di jalan raya utama di Indonesia mungkin hanya Solo saja yang memiliki jalur tersebut. Semakin padatnya arus lalu lintas di jalan raya, dalam masa mendatang jalur kereta api dalam kota maupun luar kota sangat dibutuhkan. Bulan September 2007 ini PT Kereta Api Indonesia mengganti sebagian rel kereta api tujuan Solo-Wonogiri yang melintasi Jalan Slamet Riyadi karena dianggap sudah tidak layak dan tidak memenuhi syarat keselamatan transportasi (masih berupa rel peninggalan tahun 1901).
Pada bulan September 2009 dimulai perbaikan penggantian rel kereta api dimulai dari Stasiun Purwosari hingga Stasiun Wonogiri, perbaikan meliputi penggantian rel kereta api yang semula menggunakan jenis R25 menjadi R42 dan bantalan kayu diganti menjadi bantalan beton, perbaikan jembatan di BH2, yakni Jembatan Bengawan Solo dan jembatan di BH60 yang berada di wilayah perbatasan Solo-Wonogiri, tepatnya di sekitar Pasar Nguter, Sukoharjo. Dengan adanya penggantian rel kereta tersebut, kereta api nantinya bisa dijalankan dengan kecepatan 60 km/jam dari sebelumnya hanya 30 km/jam. Penumpang dari Solo menuju Wonogiri, saat ini dilayani menggunakan KA Fedeer, dan masih menggunakan gerbong biasa. Nantinya KA Feeder akan menggunakanrailbus yang saat ini sedang dikerjakan di INKA, Madiun. Perbaikan rel tersebut juga untuk kepentingan Pemerintah Kota Surakarta menjalankan Kereta Api Uap Jaladara atau sering disebut Sepur Kluthuk Jaladara mulai dari Stasiun Purwosari menuju Stasiun Solo Kota.

Tegal Arum

Kereta Api Tegal arum adalah kereta api Ekonomi yang melayani koridor Tegal - Jakarta Kota. Diberangkat jakarta 15.00. Datang Tegal 21.11.


Stasiun yang disinggahi KA 176 :



Tawang Jaya

Tawang jaya adalah nama kereta api kelas ekonomi unggulan yang di operasikan PT KAI dengan relasi Semarang Poncol dan Jakarta Pasarsenen. Tawang jaya di berangkatkan dari Semarang Poncol pukul 19.00 dan di berangkat dari Jakarta Pasarsenen pukul 20.30. Stasiun yang disinggahi:

Tawang Alun


adalah kereta api ekonomi dengan tujuan Banyuwangi-Malang. Berangkat dari stasiun Banyuwangi Baru pukul 05.00 pagi dan tiba di Stasiun Malang Kota Lama pukul 13.20. KA berangkat kembali dari Stasiun Malang Kota Baru pukul 14.10 dan tiba di Banyuwangi Baru pukul 21.10.
Kereta Api ini hanya membawa 5 kereta (1 kereta paling depan dan belakang dikosongkan untuk berfungsi sebagai defence) dan 1 kereta makan pembangkit ditarik oleh lokomotif jenis CC sekarang. Tetapi jika lokomotif jenis CC mogok maka akan digantikan oleh lokomotif jenis BB dikarenakan keterbatasan lokomotif di Dipo induk JR. Usia lokomotif BB yang sering dipakai oleh Kereta Api ini sudah tergolong tua, karena itu tidak jarang kereta api ini mengalami gangguan pada mesin.

Stasiun pemberhentian :